Pembangunan merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari suatu indikator kemajuan negara. Suatu negara yang maju sebanding dengan kemajuan pembangunan yang ada di negara tersebut. Tentunya, pembangunan ini memiliki dampak. Dampak positif dan negatif bisa terjadi bila pemerintah atau negara salah dalam mengarahkan dan memanagemenkan pembangunan di negaranya. Oleh sebab itu diharapkan dapat menciptakan pembangunan yang berimbang. Teori pembangunan berimbang (balanced development) merupakan kegiatan menyeimbangan antara berbagai segi kegiatan masyarakat, baik di sektor pertanian, pertambangan, industri dan sebagainya yang mana korelasi semua itu dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan warga negaranya. Dengan kata kunci pemenuhan kebutuhan tersebut secara merata untuk kemajuan negara. Kali ini, saya tidak mengupas tuntas bagaimana sektor sektor tersebut saling berkorelasi dalam pembangunan sebagai aktivitasnya.
Disini, saya akan menilik pembangunan itu bukan dari aktivitasnya tapi dari bentuk bangunannya. Salah satu bentuk bangunan suatu negara yang akan kita lirik adalah singapura, karena iklim antara singapura dan indonesia tidak terlalu jauh. Batam dan Singapura bisa menjadi indikator akan persamaan iklimnya terhadap negara kita 'Indonesia'. Sebelum kita intip lebih dalam lagi tentang bangunan yang ada di singapura, saya sangat berterimakasih kepada bapak Julianus Sandi yang memberikan masukan terhadap blog saya dan juga memberikan refrensi alamat internet (nationalgeographic.co.id) tentang konsep bangunan hijau yang ada di singapura. Adapun konsep bangunan yang ditawarkan singapura adalah konsep bangunan yang hijau dan ramah lingkungan. Dimana konsep tersebut sudah menerapkan prinsip dalam efisiensi energi, konservasi air dan mutu lingkungan dalam ruangan sejak tahun 2005. Singapura juga menargetkan 80% gedung green pada tahun 2030 dalam penjelasan Menteri Pembangunan Nasional Singapura, Khaw Boon Wan dalam situs national geograpic tersebut.
Atas dasar kesamaan iklim tersebut, Ikatan Nasional Konsultan Indonesia menandatangani nota kesepahaman antara otoritas konstruksi dan bangunan Singapura pada Konfrensi International yang membahas Bangunan Hijau atau Ramah Lingkungan, Senin (1/9) di Singapura. Semoga dalam pelaksanaan pembangunan bangunan ramah lingkungan nanti dapat berjalan sesuai dengan teori pembangunan berimbang yang tentunya bisa sejalan dengan efisiensi energi, konservasi air dan mutu lingkungan. Dan lagi saya sampaikan terimakasih kepada situs nationalgeographic.co.id dalam informasinya tentang Bangunan hijau Singapura. (AES)